Kamis, 20 Maret 2014

'I'm Sorry!' : Peminta Maaf Tanpa Alasan Ternyata Lebih Disukai

Jika Anda, atau rekan Anda sering mengucapkan kata maaf tanpa alasan, maka berbanggalah karena hal tersebut bukanlah hal yang buruk sama sekali.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Harvard menunjukkan bahwa orang-orang yang sering menyampaikan maaf meskipun tanpa alasan dianggap lebih menyenangkan dan dapat dipercaya. "Permintaan maaf yang berlebihan, dengan menyatakan penyesalan tanpa ada yang harus dimaafkan menunjukkan sebuah kepedulian empatik," Kata Alison Brooks Wood, penulis hasil penelitian tersebut dalam pernyataan yang dikirim ke CTVNews.
"Peminta maaf yang berlebihan menunjukkan bahwa ia telah mengambil sudut pandang sebagai korban, mengakui bahwa ia tidak nyaman, dan mengungkapkan penyesalam atau simpati," jelas Brooks.
Studi yang dilakukan oleh Universitas Havard ini cukup unik. Seseorang ditempatkan dalam sebuah stasiun kereta sementara keadaan di luar hujan deras. Orang tersebut berusaha meminjam telepon genggam dari para pengunjung stasiun dengan mengungkapkan salah satu dari 2 pertanyaan kepada mereka secara bergantian.
Pertanyaan pertama adalah "Dapatkah saya meminjam ponsel Anda" dan pertanyaan kedua, "Aku minta maaf tentang hujan (yang terjadi saat ini). Dapatkah saya meminjam ponsel Anda?"
Brooks mengatakan orang asing lebih cenderung menyerahkan telepon mereka, jika mereka mendengar permintaan tersebut diawali dengan permintaan maaf. "Kami terkejut bahwa begitu banyak orang menyerahkan ponsel mereka di stasiun kereta api setelah mendengar permintaan maaf yang berlebihan."
Dia mengatakan dibandingkan dengan permintaan maaf tradisional, -yang umumnya dikeluarkan setelah terjadi pelanggaran atau perbuatan tidak menyenangkan -, permintaan maaf tanpa alasan dapat lebih menambah tingkat kepercayaan diantara orang-orang.
"Ketika seseorang mengeluarkan permintaan maaf secara tradisional, mereka mencoba untuk memulihkan kepercayaan yang hilang. Namun ketika seseorang mengeluarkan permintaan maaf tanpa pelanggaran sebelumnya, hal itu akan menambah kepercayaan dari orang lain secara positif dan menjadikan si peminta maaf lebih disukai," jelas Brooks.
Studi ini sendiri telah dipublikasikan dalam journal of Social Psychological and Personality Science.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda.